June 6, 2012

Versi materi oleh Triyono Suwito dan Wawan Darmawan



Ternate dan Tidore

Di pulau Maluku terdapat empat kerajaan besar, yaitu Jailolo, Bacan, Ternate, dan Tidore. Ternate dan Tidore merupakan kerajaan besar yang menguasai persaingan perdagangan dibandingkan dengan lainnya. Dalam persaingannya Ternate membentuk Uli Lima (Persekutuan Lima) yang terdiri dari Bacan, Obi, Seram dan Ambon, sedangkan Tidore membentuk Uli Siwa (Persekutuan Sembilan) yang terdiri dari Jailolo, Makian, dan pulau-pulau kecil di Maluku sampai Irian.


Pada 1486, raja Ternate ke-19, Sultan Zainal Abidin (1486- 1500) memeluk Islam setelah belajar di pesanten Giri di Gresik, dekat Surabaya. Setelah Sultan Zainal Abidin mangkat pada 1500, tahta Ternate dikuasai Sultan Tabariji. Sultan Tabariji bergelah Sultan Sirullah. Pada 1512, pasukan dagang Portugis tiba di Kepulauan Maluku.

Pada tahun 1522 Ternate bersekutu dengan Portugis. Sultan memberi Portugis hak mendirikan benteng dan memonopoli perdagangan cengkeh. Untuk menyeimbangan persekutuan Ternate-Portugis, Ternate bekerja sama dengan Spanyol pada tahun 1524. Kemudian pada tahun 1529, Ternate berhasil mengalahkan Tidore dengan bantuan tentara Portugis.

Yang kemudian naik tahta pada tahun 1540 adalah Sultan Khairun. Semasa pemerintahannya Islam menyebar hingga ke Ambon. Awalnya Sultan melakukan hubungan persahabatan dengan Portugis. Penandatanganan persahabatan pun dilaksanakan pada 1565.

Namun kemudian, sikap kasar gubernur Portugis yang bernama Tritoa de Altaida, membuat Sultan Khairun memutuskan untuk menyerang Portugis. Benteng Portugis di Ternate berhasil diduduki untuk sementara, sebelum akhirnya dapat direbut kembali oleh Portugis setelah bala bantuan dari pasukan cadangan Portugis dari Malaka.

Perlawanan Sultan Khairun dapat dipadamkan oleh Portugis pada 1570. Mereka menipu Sultan Khairun agar datang ke benteng Portugis. Sultan yang tidak menaruh curiga datang pada tanggal 28 Februari dan di sanalah ia ditikam oleh pengawal gubernur Portugis hingga wafat.

Sultan Khairun digantikan Sultan Baabullah dan ia melanjutkan perjuangan Khairun. Pada 1575 benteng Portugis di Ternate dapat direbut oleh pasukan Baabullah. Dua tahun kemudian Portugis bahkan benar-benar terusir dari Maluku. Kejayaan Ternate tercapai ketika pemerintahan Baabullah. Sekitar 80 pulau berhasil dikuasai Ternate.

Namun, kemerdekaan Maluku tidak berlangsung lama. Sejak 1605, VOC menduduki Ambon dan dari tempat inilah VOC menanamkan pengaruhnya di seluruh Maluku. Pada 1660, Ternate akhirnya ditaklukkan benar-benar oleh VOC.



Kehidupan Sosial-Ekonomi Masyarakat Ternate-Tidore

a. Kehidupan Sosial

Agama Islam masuk di bandar Hitu, Ambon. Banyak pemudapemuda Maluku yang belajar agama Islam di Gresik, salah satunya adalah Zainal Abidin yang menjadi raja Ternate. Diceritakan dalam sejarah bahwa Sunan Giri pernah berkunjung ke Ternate dan Tidore untuk mengunjungi murid-muridnya. Sejak kedatangan Portugis yang membawa misi gospel, Franciscus Xaverius menyebarkan agama Katolik di Maluku terutama di Ternate dan Ambon.

Masuknya Belanda ke Maluku menjadikan Maluku menjadi wilayah yang terjajah. Pada awalnya mereka diterima dengan tujuan mengusir Portugal dari Maluku, namun hal itu berubah setelah Belanda terlalu banyak turut campur dalam pemerintahan dan kehidupan bermasyarakat. Orang Maluku yang semula beragama Kristen Katolik harus diganti menjadi Kristen Protestan.

b. Kehidupan Ekonomi

Ternate dan Tidore merupakan kerajaan yang berada di wilayah bagian timur Nusantara dan kedua kerajaan ini merupakan penghasil rempah-rempah terbanyak di dunia. Oleh karena itu, bila menggunakan Selat Malaka sebagai jalur perdagangan Ternate dan Tidore seakan-akan seperti pangkal perdagangan yang berakhir di tempat tujuan yang siap membeli.

Eropa merupakan konsumen rempah-rempah terbanyak, cuaca yang dingin mengharuskan mereka mencari sumber rempah-rempah berada. Selain untuk tujuan mencari kebutuhan, bangsa Eropa juga ingin menguasai perdagangan karena harganya akan jauh lebih murah bila langsung dibeli di tempat asalnya.


0 komentar:

Post a Comment