October 13, 2012

Versi materi oleh Eni A dan Tri H


Nama lain dari SIG adalah Sistem Informasi Geo-Dasar (Geo-Base Information System), Sistem Informasi Sumber Daya Alam (Natural Resource Information System), Sistem Informasi Keruangan (Spatial Information System), dan Sistem Informasi Lahan (Land Information System). Nama-nama lain SIG, umumnya berkaitan erat dengan bidang keahlian para pembuat perangkat lunaknya. Meskipun berbeda dalam penamaan sistem pengolahan ini, tetapi semuanya terdiri atas komponen-komponen yang sama.


Secara garis besar komponen-komponen tersebut diuraikan sebagai berikut.


a. Masukan Data

Subsistem masukan data merupakan fasilitas dalam SIG yang digunakan untuk memasukkan dan mengubah bentuk data asli ke bentuk yang dapat diterima serta dapat dipakai dalam komputer. Tidak semua data bisa dimasukkan dalam sistem ini. Hanya data-data geospasial (keruangan) yang bisa diolah dalam SIG.

Sumber-sumber data geospasial antara lain peta hardcopy, peta digital, foto udara, citra satelit, tabel statistik, grafik, serta dokumen lain yang berhubungan. Data geospasial dibedakan menjadi data grafis (data geometris) dan data atribut (data tematik). Nah, perbedaan kedua jenis data tersebut dapat kamu lihat pada gambar di samping.

Data grafis mempunyai dua bentuk, yaitu data vektor dan raster. Keduanya mewakili geometri, topologi, ukuran, bentuk, posisi, dan arah objek di permukaan Bumi. Perbedaannya, data vektor mempunyai arah dan jarak, sedangkan data raster berbentuk kotak-kotak piksel.

Contoh data vektor, antara lain data hasil digitasi, sedangkan contoh data raster antara lain citra digital, foto udara digital maupun data hasil scan. Data grafis mempunyai tiga elemen yaitu titik (node), garis (arc), dan luasan (poligon) baik dalam bentuk raster maupun vektor.

Data atribut merupakan identitas yang dimiliki oleh data grafis baik itu berbentuk titik, garis, maupun poligon. Seperti pada bagan di samping, data polygon nomor 01 merupakan batas persil tanah milik Pak Hasan, nomor rumah 21 diberikan identitas atau ID berupa angka 1, begitu pula jalan nomor 1011 mempunyai atribut lebar 8 meter dan termasuk jalan kelas 3.

Seperti telah dijelaskan di depan, di dalam SIG data masukan diubah dalam bentuk data numerik (angka) untuk mempermudah pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Subsistem masukan data merupakan pekerjaan yang banyak menyita waktu. Hampir menghabiskan 60% hingga 70% dari keseluruhan proses





dalam SIG. Subsistem ini merupakan subsistem yang rumit. Dalam subsistem ini, ketepatan, ketelitian, serta keakuratan data masukan harus terjamin. Langkah pemasukan data yang sebagian besar dilakukan oleh operator (manusia) sebagai brainware juga merupakan langkah penting. Hal ini karena metode pemasukan data dan standar data perlu diketahui sebelum pemasukan serta penggunaan data agar hasilnya benar dan dapat dimanfaatkan.


b. Pengelolaan Data
Subsistem ini digunakan untuk penimbunan data, perbaikan data, pengelompokan data dan menarik kembali dari arsip data dasar. Sebagai contoh, kita telah melakukan pemasukan data ke dalam komputer baik dengan cara digitasi maupun pemrosesan citra (image procesing). Nah, dalam subsistem ini dilakukan perbaikan data dasar dengan cara menambah, mengurangi, maupun koreksi data.


c. Manipulasi dan Analisis Data
Subsistem ini berfungsi untuk membedakan data yang akan diproses atau dianalisis dalam SIG. Data dikelompokkan berdasarkan elemennya, apakah itu data titik, garis atau poligon. Pemberian identitas (ID) pada data serta pemberian skor/nilai berdasarkan klasifikasi dilakukan pada subsistem ini. Selain itu, subsistem ini dapat digunakan untuk mengubah format data, seperti format data raster diubah ke format data vektor. Hambatan juga sering muncul pada subsistem ini, sehingga sampai saat ini masih diupayakan mendapatkan perangkat software dengan cara kerja yang lebih cepat.


d. Keluaran Data (Data Output)
Subsistem ini merupakan penyajian sebagian atau semua data hasil dan manipulasi serta analisis data. Informasi dasar maupun hasil analisis data geografis secara kualitatif dan kuantitatif ditayangkan pada subsistem ini. Keluaran data dapat berupa peta, tabel, maupun arsip digital atau arsip elektronik (electronic file). Data hasil ini dapat digunakan para pengguna untuk melakukan identifikasi informasi yang diperlukan sebagai bahan dalam pengambilan kebijakan atau perencanaan.

Setelah membaca dan memahami bagaimana konsep dasar SIG, mungkin kamu bertanya-tanya, mengapa SIG menjadi begitu penting dalam analisis keruangan? Ya, karena SIG mempunyai kemampuan untuk dimanfaatkan dalam penanganan data keruangan yang merupakan informasi geografis.

Bentuk data dalam SIG pada umumnya merupakan data digital. Data yang disimpan dalam bentuk digital mempunyai dinamika yang lebih besar daripada data dalam bentuk garis atau area dalam peta. Mengapa? Pada data digital tersebut bisa diberikan identitas (ID) yang berlainan dalam bentuk data yang sama. Contoh data garis yang berupa jalan.

Pada data jalan bisa diberikan atribut jalan seperti nama jalan, lebar jalan, kelas jalan, dan sebagainya. Dengan demikian ketika kita ingin mengambil data jalan, data atributnya pun bisa kita ketahui. Dari data atributnya, kita juga bisa menganalisis bagaimana kondisi kapasitas jalan dengan memadukannya bersama data lain. Jumlah data yang banyak dan pengambilan kembali pada komputer dengan lebih cepat merupakan ciri data digital.

Kemampuan manipulasi informasi geografi dan mengaitkan dengan atribut gejala serta memadukannya dengan data lain dengan kecepatan tinggi merupakan karakteristik SIG. Kemampuan inilah yang membuat SIG banyak digunakan para ahli analisis keruangan untuk penelitian, perencanaan, serta pengambilan keputusan dalam pembangunan. Meskipun begitu, sebagai calon geograf yang andal akan sangat bermanfaat jika kamu memahami bagaimana tahapan kerja di dalam SIG sejak dini.

0 komentar:

Post a Comment