December 18, 2012


Versi materi oleh Eni A dan Tri H


Mari membahas Gerak Sentrifugal dan Sentripental Kota. Proses perkembangan wilayah kota dan perubahan struktur tata guna lahannya dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu gaya sentrifugal dan gaya sentripetal kota. Gaya sentrifugal mendorong penduduk dan kegiatannya bergerak ke luar. Dorongan ini menyebabkan disperse kegiatan penduduk serta relokasi sektor-sektor dan zona-zona kota. Sedang gaya sentripetal sebaliknya, mendorong penduduk dan kegiatannya menuju pusat sehingga terjadi konsentrasi di pusat.



Apakah yang mendorong gerak sentrifugal kota?
Gerak sentrifugal kota disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut.
a. Terjadi gangguan keadaan kota yang berkali-kali, seperti kemacetan lalu lintas, polusi udara, polusi air, dan kebisingan. Gangguan ini menjadikan penduduk kota tidak nyaman tinggal dan bekerja di kota.
b. Industri modern di kota membutuhkan lahan yang luas dan relative kosong. Wilayah pinggiran kota dimungkinkan terdapat lahan yang tidak padat penduduknya dan luas, sehingga lalu lintas kendaraan lancar dan memudahkan parkir mobil.
c. Sewa tanah di pinggiran kota jauh lebih murah dibanding dengan di tengah kota.
d. Perluasan industri lebih dimungkinkan di wilayah luar kota, karena lahan kosong masih tersedia dan dengan biaya lebih murah dibanding lahan di tengah kota.
e. Pembangunan rumah yang luas, sehat, dan mengikuti model mutakhir dapat dilakukan di luar kota.
f. Kecenderungan penduduk kota untuk bermukim di luar kota yang masih alami.



Adapun gerak sentripetal kota disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut.
a. Lokasi strategis untuk industri terletak dekat pelabuhan atau persimpangan jalan utama. Lokasi strategis umumnya berada di wilayah tengah kota.
b. Lokasi untuk kegiatan bisnis dan perusahaan cenderung memilih dekat dengan stasiun kereta api atau terminal bus di tengah kota.
c. Tempat-tempat praktik para ahli, seperti dokter, apoteker, notaris, pengacara, dan pedagang pengecer saling berdekatan.
d. Pemusatan pertokoan yang menjual berbagai jenis barang, seperti toko tekstil, toko sepatu dan tas, toko perhiasan, toko buku, took pakaian, swalayan, serta toko elektronik dalam satu kompleks di tengah kota. Kompleks tersebut kemudian menjadi pusat perbelanjaan. Contoh: Braga (Bandung), Malioboro (Yogyakarta), Pasar Baru (Jakarta), dan Tunjungan (Surabaya).
e. Pengelompokan gedung-gedung yang sejenis, misalnya perkantoran, perumahan flat (apartemen), dan pertokoan memengaruhi penurunan pajak sewa dan harga tanah.
f. Tempat berolahraga, hiburan, dan seni budaya yang dapat dikunjungi sewaktu-waktu menyebabkan warga memilih bertempat tinggal di dekatnya.
g. Pertimbangan jarak antara tempat tinggal dan tempat bekerja yang berdekatan merupakan alasan warga tinggal di tengah kota.

0 komentar:

Post a Comment