June 27, 2013

Versi materi oleh Dibyo S


PRAHA-Pluto kehilangan status sebagai planet, setelah para astronom mendefinisikan lagi syarat-syarat benda langit yang bisa digolongkan sebagai planet. Sekitar 2.500 ilmuwan yang bertemu di Praha mengesahkan pedoman baru bersejarah yang menurunkan pangkat planet kecil yang jaraknya sangat jauh dari matahari itu ke kategori kedua.

Para peneliti menjelaskan, Pluto gagal mendominasi orbitnya di sekitar matahari seperti yang dilakukan planet-planet lain.

Keputusan Uni Astronomi Internasional (IAU) itu menyebabkan buku bacaan kini harus menggambarkan sistem tata surya hanya terdiri atas delapan planet besar (sebelumnya sembilan).

Pluto, yang ditemukan pada 1930 oleh Clyde Tombough (Amerika), dianggap sebagai ”planet kecil”.

Muncul pengakuan bahwa penurunan pangkat itu tampaknya bakal membingungkan publik, yang sudah terbiasa dengan dengan gambaran khusus sistem tata surya. ”Saya memang menangis saat ini, namun pada akhirnya kita harus menggambarkan sistem tata surya secara benar, bukan seperti yang kita sukai,” kata Profesor Iwan Williams, ketua panel IAU. Panel tersebut telah bekerja selama beberapa bulan untuk mendefinisikan istilah ”planet”.

Definisi yang tegas sangat diperlukan setelah teknologi teleskop baru mulai bisa mengungkapkan benda-benda jauh yang besarnya menyaingi Pluto.

Tanpa tata nama baru, penemuan-penemuan ini menambah prospek bahwa buku bacaan mungkin segera menjelaskan tentang 50 atau lebih planet dalam sistem tata surya kita.



Syarat Planet

Para ilmuwan menyepakati syarat benda angkasa yang disebut planet adalah: harus berada di orbit sekitar matahari, ukurannya cukup besar sehingga bentuknya hampir bulat, dan menjauhkan orbitnya dari benda-benda lain.

Status Pluto diperjuangkan selama bertahun-tahun. Namun planet itu lebih kecil dibandingkan delapan planet ”tradisional” lain dalam sistem tata surya kita.

Dengan jarak lintas hanya 2.360 km, Pluto lebih kecil dibandingkan beberapa bulan dalam sistem tata surya kita. Orbitnya di sekitar matahari juga sangat miring dibandingkan dengan bidang planet-planet besar.

Selain itu, sejak awal 1990-an, para astronomi menemukan beberapa benda angkasa yang ukurannya hampir sama dengan Pluto di wilayah luar sistem tata surya yang disebut Sabuk Kuiper.

Pukulan kritis bagi Pluto itu terjadi saat ditemukannya benda langit tiga tahun lalu yang kini disebut 2003UB313. Setelah diukur dengan Teleskop Antariksa Hubble, benda itu memiliki diameter sekitar 3.000 km––lebih besar ketimbang Pluto.

2003UB313 kini akan tergabung dalam kategori kecil, bersama bulan besar Pluto, Charon, dan asteroid terbesar dalam tata surya, Ceres.

Diberi nama seperti dewa jahat dalam mitologi Yunani, Pluto mengelilingi Matahari pada jarak rata-rata 5,9 milyar kilometer, membutuhkan waktu 247,9 tahun Bumi untuk sekali mengelilingi Matahari.


0 komentar:

Post a Comment