October 5, 2013


Versi materi oleh Marwan S


Fakta sejarah adalah fakta-fakta yang berhubungan langsung dengan peristiwa sejarah yang kita teliti. F. J. Tigger mendefinisikan fakta adalah sebagai hasil penyelidikan secara kritis yang ditarik dari sumber-sumber dokumenter (Sidi Gazalba, 1981). Sementara Louis Gottschalk mengartikan fakta sebagai suatu unsur yang dijabarkan secara langsung atau tidak langsung dari sumber sejarah yang dipandang kredibel, setelah diuji secara saksama dengan metode sejarah. Dari dua pandangan sejarah itu menunjukkan bahwa fakta dalam sejarah adalah rumusan atau kesimpulan yang diambil dari sumber sejarah atau dokumen.

Perlu kiranya ditegaskan kembali bahwa fakta tidaklah sama dengan realitas atau kenyataan dan kejadian sehari-hari, yang bersifat pasti, tidak berubah. Tetapi fakta adalah pernyataan, rumusan atau kesimpulan dari kejadian atau realitas sehari-hari tersebut. Karena itu fakta bisa saja berubah, kalau ditemukan data dan sumber yang lebih kredibel. Karena itu Sidi Gazalba menegaskan bahwa fakta itu bersifat nisbi (bisa berubah), sedang realitas/ kejadian bersifat absolut, objektif.

Fakta dibedakan menjadi beberapa jenis :

Fakta lunak
Merupakan fakta yang masih perlu dibuktikan dengan dukungan fakta-fakta lain. Oleh karena itu, fakta tidaklah tersedia begitu saja, Para sejarawan melalui penelitian sumber-sumber sejarah mencoba mengolah sehingga bisa dimengerti. Tetapi semua ini masih terbuka kemungkinan timbulnya perdebatan tentang kebenarannya. Bisa saja bahwa apa yang dianggap sebagai fakta belum tentu diterima oleh orang lain, sehingga tidak jarang masih mengundang perdebatan

Fakta keras
Fakta-fakta yang biasanya sudah diterima sebagai sesuatu peristiwa yang benar, yang tidak lagi diperdebatkan. Kebanyakan fakta ini adalah bebas dari kemauan kita. Itulah sebabnya fakta ini sering disebut dengan “fakta keras”, fakta yang sudah mapan (established) dan tidak mungkin dipalsukan lagi.

Inferensi
Merupakan ide-ide sebagai benang merah yang menjembatani antara fakta yang satu dengan fakta yang lain. Sekalipun inferensi ini berlandaskan pada konsideran logis dan mungkin subyektif, tetapi ide atau gagasan ini dapat dimasukkan dalam kategori fakta, tetapi masih cukup lemah. Karena inferensi tidak lebih dari suatu pertimbangan logis yang menjelaskan pertalian antara fakta-fakta.

Opini
Mirip dengan inferensi. Tetapi opini ini lebih bersifat pendapat pribadi/ perorangan. Karena pendapat pribadi maka tidak didasarkan pada konsideran umum. Sedangkan salah satu bentuk informasi sejarah, opini lebih merupakan penilaian (value judgment) atau sangkaan pribadi. Bahkan dalam kerangka yang lebih luas, opini menjadi lebih semacam interpretasi.

0 komentar:

Post a Comment