November 10, 2012



Versi materi oleh Bondet Wrahatnala


Kamu sudah belajar mengenai metode penelitian kuantitatif. Sekarang kita akan belajar mengenai metode penelitian dalam sosiologi yang kedua, yaitu metode penelitian kualitatif. Apakah metode penelitian kualitatif itu? Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang mengutamakan cara kerja dengan menjabarkan data yang diperoleh dengan cara verbal.

Pada dasarnya ada tiga unsur utama dalam penelitian kualitatif, yaitu sebagai berikut.

a. Data, bisa berasal dari bermacam-macam sumber, biasanya dari wawancara dan pengamatan.
b. Prosedur analisis dan interpretasi yang digunakan untuk mendapatkan temuan atau teori. Prosedur ini mencakup teknik-teknik untuk memahami data atau biasa disebut dengan coding (penandaan).
c. Laporan tertulis dan lisan. Laporan ini dapat dikemukakan dalam jurnal ilmiah atau konferensi. Bentuknya bisa beragam, tergantung pada khalayak dan aspek-aspek temuan atau teori yang disajikannya.

Untuk melakukan penelitian kualitatif, ada beberapa langkah yang harus kamu lakukan. Menurut Asmadi Alsa, langkahlangkah tersebut adalah sebagai berikut.



a. Mengidentifikasi Masalah Penelitian

Berbeda dengan penelitian kuantitatif yang menekankan pada deskripsi dan eksplanasi, penelitian kualitatif melakukan penelitian dengan cara yang eksploratif dan berusaha memahami fenomena sentralnya. Eksplorasi di sini maksudnya bahwa peneliti hanya mengetahui sedikit tentang fenomena yang akan diteliti, sehingga peneliti harus belajar lebih banyak tentang fenomena tersebut dari subjek yang diteliti.


b. Melakukan Tinjauan Kepustakaan

Dalam penelitian kualitatif, kepustakaan lebih dimaksudkan sebagai dasar untuk melakukan justifikasi (pentingnya masalah itu diteliti) atas permasalahan penelitian dan tidak mengarahkan pertanyaan penelitian. Ini berarti bahwa kepentingan tinjauan kepustakaan merupakan keperluan yang sekunder, sedangkan yang utama adalah pandangan dan pengalaman dari subjek.


c. Menetapkan Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, tujuan penelitian lebih banyak diarahkan untuk aspek keterbukaan (open-ended), karena dimaksudkan untuk memperoleh pandangan subjek tentang masalah yang diajukan dalam penelitian. Maksud peneliti adalah memberikan kesempatan kepada subjek untuk berbicara secara terbuka mengenai pengalaman mereka.


d. Mengumpulkan Data

Ketika melakukan penelitian kualitatif, seorang peneliti dapat mengembangkan satu fokus saat mengumpulkan data, ia tidak menggunakan pendekatan dalam penelitiannya dengan pertanyaan-pertanyaan khusus untuk menjawab atau menguji hipotesis.
Peneliti kualitatif cenderung mengumpulkan datanya melalui kontak terus-menerus dengan informan (subjek) dalam pergaulan sehari-hari. Metode pengumpulan data yang mewakili karakteristik penelitian kualitatif ini adalah observasi berpartisipasi dan pertanyaan mendalam (in-depth interview).
Prosedur yang digunakan secara runtut menurut Bogdan dan Biklen seperti dikutip dalam Asmadi Alsa (2007) adalah sebagai berikut.
1) Mengumpulkan data berupa kata-kata (verbal);
2) Menganalisis kata-kata tersebut dengan cara pendeskripsian peristiwa-peristiwa dan memperoleh atau menetapkan tema;
3) Mengajukan pertanyaan umum dan luas;
4) Tidak membuat prediksi terhadap subjek yang diamati, tetapi menyandarkan diri pada peneliti untuk membentuk apa yang mereka laporkan;
5) Tetap dapat dilihat dan ada dalam laporan tertulis.


e. Menganalisis Data

Dalam penelitian kualitatif, karena datanya terdiri dari teks dan gambar, maka ada perbedaan pendekatan analisisnya. Ada beberapa pendekatan dalam metode kualitatif ini, di antaranya adalah pendekatan fenomenologis, interaksi simbolis, historis, komparatif, gabungan antara komparatif dan historis, studi kasus, dan studi kepustakaan.

1) Pendekatan Fenomenologis
Sebuah pendekatan yang berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu disebut dengan pendekatan fenomenologis. Pendekatan ini member tekanan pada verstehen, yaitu pengertian interpretative terhadap pengamatan manusia. Fenomenologi tidak berasumsi bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang-orang yang sedang ditelitinya.
Oleh karena itu, dalam fenomenologi peneliti berusaha untuk masuk ke dalam dunia konseptual para subjek yang ditelitinya sedemikian rupa, sehingga mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan olehnya di sekitar peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.

2) Pendekatan Interaksi Simbolis
Pendekatan ini berasumsi bahwa pengalaman manusia dipengaruhi oleh penafsiran. Objek, orang, situasi, dan peristiwa tidak memiliki pengertiannya sendiri, sebaliknya pengertian itu diberikan untuk mereka. Melalui interaksi seseorang membentuk pengertian. Orang dalam situasi tertentu sering mengembangkan definisi karena mereka secara teratur berhubungan dan mengalami pengalaman bersama, masalah, dan latar belakang, tetapi kesepakatan tidak merupakan keharusan.
Di pihak lain sebagian memegang definisi bersama untuk menunjuk pada kebenaran, suatu pengertian yang senantiasa dapat disepakati. Hal itu dapat dipengaruhi oleh orang yang melihat sesuatu dari sisi lain. Pendekatan ini tidak menolak kenyataan bahwa konsep teoretik tersebut mungkin bermanfaat. Namun, hal itu hanya relevan untuk memahami perilaku sepanjang hal itu memasuki atau berpengaruh terhadap proses pendefinisian.

3) Pendekatan Historis
Pendekatan historis merupakan suatu pendekatan yang analisis datanya didasarkan pada peristiwa-peristiwa masa lampau untuk mengetahui kejadian saat ini. Pendekatan ini merunut suatu peristiwa pada suatu waktu, kemudian dieksplanasi (dikupas) untuk memahami kejadiankejadian yang ada pada saat itu guna menerapkan pada kejadian saat ini.

4) Pendekatan Komparatif
Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan dengan cara membandingkan antara kondisi masyarakat di suatu tempat dengan kondisi masyarakat yang ada di tempat yang lain. Dengan mendasarkan pada konsep yang sama, pendekatan ini mencoba menafsirkan kejadian berbeda antarmasyarakat untuk dicari perbedaannya.

5) Pendekatan Gabungan antara Komparatif dan Historis
Dapat dikatakan bahwa pendekatan gabungan merupakan suatu pendekatan yang berusaha untuk membandingkan pola kehidupan masyarakat pada kurun masa tertentu dengan masyarakat masa sekarang. Penafsiran atas perbedaan inilah yang akan menjadi orientasi pendekatan gabungan.

6) Pendekatan Studi Kasus
Pendekatan studi kasus memusatkan perhatian pada fenomena-fenomena sosial yang nyata dalam masyarakat, di mana yang ditelaah adalah keadaan masyarakat dilihat dari persoalan atau kasus tertentu, baik dalam suatu lembaga, kelompok, maupun secara individu. Contohnya
gerakan buruh memprotes undang-undang ketenagakerjaan, gerakan mahasiswa memprotes kenaikan harga BBM, dan lain-lain. Atau dengan kata lain pendekatan ini berusaha mendalami secara sungguh-sungguh dari salah satu gejala yang nyata yang terdapat dalam kehidupan masyarakat pada waktu itu.

7) Pendekatan Studi Kepustakaan
Pendekatan ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan macam-macam materi yang ada dalam batasan kepustakaan. Misalnya dapat berupa buku-buku, majalah-majalah, surat kabar, internet, rekaman audio-visual, dokumen, jurnal-jurnal ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya.


0 komentar:

Post a Comment