September 26, 2017

Peran Kongres Perempuan Pertama dalam Proses Pembentukan Identitas Kebangsaan Indonesia - Pergerakan kaum wanita di Indonesia dirintis oleh R.A. Kartini (1879 - 1904). Perjuangan R.A.Kartini memunculkan semangat nasionalisme bagi kaum wanita. Sebagai penerus R.A. Kartini adalah Dewi Sartika (1884 - 1974) dari Jawa Barat.

PERAN KONGRES PEREMPUAN PERTAMA DALAM PROSES PEMBENTUKAN IDENTITAS KEBANGSAAN INDONESIA


Berkat cita-cita R.A. Kartini, muncullah gerakan-gerakan penididikan wanita di Indonesia, antara lain sebagai berikut.
a. Putri Mardika, berdiri di Jakarta pada tahun 1912
Perkumpulan Putri Mardika ini bertujuan mencari dana bagi gadis-gadis yang ingin melanjutkan pelajaran dan memberi nasihat bagi kaum putri.
b. Kartinifonds (Dana Kartini)
Perkumpulan ini didirikan oleh pasangan suami istri C. Th. Van Deventer. Salah satu usahanya adalah mendirikan sekolah ”Kartini”. Sekolah ”Kartini” didirikan pertama kali di Semarang pada tahun 1913.
c. Keutamaan Istri (1913) di Tasikmalaya
Perkumpulan ini menaungi sekolah-sekolah yang didirikan oleh Dewi Sartika.
d. Kerajinan Amai Setia di Sumatera Barat.
Organisasi ini berdiri di Kota Gadang pada tahun 1914, didirikan oleh Rohana Kudus. Tujuan perkumpulan ini untuk meningkatkan derajat kaum wanita melalui pendidikan, membaca, menulis, berhitung maupun membuat kerajinan tangan.
e. Kautaman Istri Minangkabau di Padang Panjang.
Organisasi ini bertujuan menyebarluaskan pengetahuan umum, pendirikan sekolah industri, dan kerajinan wanita.
f. Aisiyah
Organisasi ini didirikan pada tanggal 22 April 1917 oleh Siti Wardah (Ny. Ahmad Dahlan). Aisiyah adalah organisasi wanita di bawah naungan Muhammadiyah. Tujuan organisasi ini untuk meningkatkan pendidikan keagamaan dan menanamkan rasa kebangsaan bagi kaum wanita.
g. Organisasi-Organisasi Kewanitaan Lain
Selain perkumpulan-perkumpulan wanita di atas, masih banyak lagi organisasiorganisasi kewanitaan, misalnya Budi Wanito di Solo (1919), Wanito Mulyo di Yogya, dan Wanita Utomo di Yogya (1921), Wanito Katholik di Yogya (1921). Wanito Taman Siswa (1922), Wanudyo Utomo, dan Putri Indonesia (1927).

PERAN KONGRES PEREMPUAN PERTAMA DALAM PROSES PEMBENTUKAN IDENTITAS KEBANGSAAN INDONESIA 1


Dalam perkembangannya sejak tahun 1920 organisasi-organisasi ke-wanitaan tersebut mulai terlibat dalam gerakan politik. Pada tanggal 22 De-sember 1928 diadakan Kongres Perempuan I. Kongres ini diselenggarakan di Yogyakarta, dipimpin oleh R.A. Sukanto.

Sebelumnya mengenai Peran Kongres Pemuda 1928 dalam Proses Pembentukan Identitas Kebangsaan Indonesia mungkin dapat emmbantu

Tujuan Kongres Perempuan I adalah sebagai berikut.
1) Mempersatukan cita-cita dan usaha memajukan kaum wanita.
2) Menyatukan organisasi-organisasi wanita yang beraneka ragam.

Kongres Perempuan I membicarakan masalah persatuan di kalangan wanita, masalah wanita dalam keluarga, masalah poligami dan perceraian serta sikap yang harus diambil terhadap kolonialisme Belanda. Keputusan terpenting dalam kongres tersebut adalah mendirikan gabungan perkumpulan wanita yang disebut Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI).

Pada tahun 1929 Perserikatan Perempuan Indonesia berganti nama menjadi Perserikatan Perhimpunan Istri Indonesia (PPII). Kongres Perempuan I besar pengaruhnya dalam perjuangan bangsa Indonesia dalam membentuk identitas kebangsaan sebagai berikut.
1) Kongres Perempuan I merupakan kebangkitan kesadaran nasional di kalangan wanita. Di samping berperan penting dalam keluarga atau masyarakat, wanita juga berperan penting dalam perjuangan mencapai kemerdekaan bangsa dan negara.
2) Kongres Perempuan I membuka kesadaran kaum wanita untuk ikut berjuang dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, sosial, ekonomi, politik dan lain-lain. Dengan pentingnya peristiwa Kongres Perempuan I tersebut maka tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu.


0 komentar:

Post a Comment