March 7, 2012



Versi materi oleh Bondet Wrahatnala


Kalau kita mengamati kehidupan masyarakat dalam keseharian, akan kita jumpai adanya perubahan status sosial. Atau paling tidak keinginan untuk mengadakan perubahan terhadap status sosial yang dimiliki, dari status sosial yang rendah ke status sosial yang lebih tinggi bukan?

Tono adalah seorang penjual koran (surat kabar) keliling. Karena merasa sudah memiliki modal yang cukup, ia kemudian membuka sebuah kios koran dan majalah. Mulai saat itu ia tidak berjualan koran keliling lagi. Namun, justru para pembeli yang datang ke kiosnya untuk membeli koran dan majalah. 

Dalam contoh kasus di atas dapat kamu pahami adanya pergeseran status sosial Tono. Pergeseran status sosial tersebut secara sederhana dalam sosiologi disebut dengan istilah mobilitas sosial. Lalu, bagaimana suatu mobilitas sosial itu dapat terjadi? Dan apakah hubungannya dengan struktur sosial? Mari kita simak penjelasannya berikut ini.



1. Pengertian Mobilitas Sosial

Sebelum kita membahas apa itu mobilitas sosial, ada baiknya mari kita perhatikan bersama contoh kasus berikut ini. “Pak Ibrahim, seorang anggota masyarakat yang bekerja sebagai karyawan pada sebuah perusahaan swasta. Setiap bulannya, ia memperoleh gaji sebesar Rp1.250.000,00. Suatu saat Pak Ibrahim ditawari pekerjaan oleh salah seorang temannya yang bekerja pada perusahaan lain, dengan gaji tiap bulannya Rp1.500.000,00. Dengan tawaran gaji yang lebih tinggi tersebut, akhirnya Pak Ibrahim memutuskan untuk pindah kerja ke perusahaan lain”.

Ilustrasi kasus di atas merupakan contoh sederhana adanya mobilitas sosial di dalam masyarakat. Dari ilustrasi tersebut, dapatkah kamu mendeskripsikan apakah mobilitas sosial itu? Serta alasan apa yang mendorong seseorang sebagai anggota masyarakat melakukan mobilitas sosial?

Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan seseorang atau kelompok anggota masyarakat dari status sosial yang satu ke status sosial yang lainnya dalam suatu struktur sosial pada masyarakat. Mobilitas sosial mempunyai kaitan yang erat dengan stratifikasi sosial atau pelapisan sosial, mengingat mobilitas social merupakan gerak pindah dari suatu lapisan ke lapisan yang lainnya, baik dari bawah ke atas maupun dari atas ke bawah. Dalam hal ini, masyarakat dengan kelas sosial yang bersifat terbuka merupakan masyarakat yang memiliki tingkat mobilitas sosial yang tinggi, sedangkan masyarakat yang berkelas social tertutup memiliki tingkat mobilitas sosial yang rendah. Hal ini mengingat pada masyarakat dengan kelas sosial tertutup sangat sedikit sekali, bahkan tidak memungkinkan terjadinya perpindahan anggota dari satu lapisan ke lapisan yang lain.

Namun demikian, tidak menutup kemungkinan mobilitas sosial terjadi dalam konteks diferensiasi sosial, yaitu perpindahan penduduk secara horizontal yang tidak menunjukkan tingkatantingkatan. Dalam diferensiasi sosial akan terjadi pula mobilitas anggota kelompok, meskipun tidak seperti yang terjadi dalam stratifikasi sosial. Misalnya perpindahan penduduk dari desa ke kota atau yang dikenal dengan istilah urbanisasi.


0 komentar:

Post a Comment