October 20, 2013

Versi materi oleh Marwan S


Benda-benda yang dihasilkan pada masa perundagian adalah sebagai berikut:



Pada umumnya gerabah dibuat untuk kepentingan rumah tangga sehari-hari. Dalam upacara keagamaan gerabah digunakan sebagai tempayan kubur, tempat bekal kubur atau tempat sesaji. Cara pembuatan gerabah pada masa perundagian lebih maju dari pada masa bercocok tanam. Pada masa perundagian ada adat kebiasaan untuk menempatkan tulang-tulang mayat dalam tempayan-tempayan besar. Dengan adanya kebiasaan ini menunjukan bahwa teknik pembuatan gerabah lebih tinggi.


b. Kapak Corong

Hasil-hasil kebudayaan perunggu di Indonesia adalah kapak corong dan nekara. Kapak corong banyak sekali jenisnya, ada yang kecil bersahaja, ada yang besar dan memakai hiasan, ada yang pendek lebar, bulat dan ada pula yang panjang serta sisinya atau disebut candrana.


Di lihat dari bentuknya, kapak-kapak corong tersebut tentunya tidak digunakan sebagaimana kapak, melainkan sebagai alat kebesaran atau benda upacara. Hal ini menunjukkan bahwa kapak corong yang ditemukan di Indonesia peninggalan zaman perunggu memiliki nilai-nilai sakral atau nilai religi. Bentuk-bentuk corong tersebut ditemukan di Irian Barat dan sekarang disimpan di Belanda. Sedangkan kapak upacara yang ditemukan pada tahun 1903 oleh ekspedisi Wichman di Sentani disimpan di museum lembaga kebudayaan Indonesia di Jakarta.



Di Indonesia kapak perunggu yang ditemukan memiliki bentuk tersendiri. Kapak perunggu memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran. Di lihat dari pengggunaannya, maka kapak perunggu dapat berfungsi sebagai alat upacara atau benda pusaka dan sebagai pekakas atau alat untuk bekerja. Secara Tipologik, kapak perunggu digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu: kapak corong dan kapak upacara. Umumnya kapak perunggu yang terdapat di Indonesia mempunyai semacam corong untuk memasukan kayu tangkai. Oleh karena bentuknya menyerupai kaki orang yang bersepatu, maka dinamakan “kapak sepatu”. Kapak perunggu tersebut ada yang diberi hiasan dan tanpa hiasan. Pada candrasa yang ditemukan di daerah Yogyakarta, di dekat tungkainya terdapat lukisan yang sangat menarik yaitu seekor burung terbang memegang sebuah candrasa yang tangkainya sangat pendek.


d. Bejana perunggu

Temuan bejana perunggu di Indonesia hanya sedikit. Daerah tempat penemuannya tidak tersebar. Penemuan bejana perunggu ini hanya ditemukan di daerah Sumatera dan Madura. Bejana perunggu ini memiliki bentuk yang bulat panjang, seperti keranjang tempat ikan yang biasa digunakan oleh para pencari ikan di sungai (kepis) atau menyerupai bentuk gitar model Spanyol tanpa tangkai. Bejana yang di temukan di Kerinci (Sumatera) memiliki panjang 50,8 cm dan lebar 37 cm. Sedang bejana yang di temukan di Sampang lebih tinggi dan lebar ukurannya yaitu tingginya 90 cm dan lebar 54 cm.



Nekara merupakan benda-benda atau alat-alat yang ada dalam kegiatan upacara yang berfungsi untuk genderang waktu perang, waktu upacara pemakamam, untuk upacara minta hujan, dan sebagai benda pusaka (benda keramat).

Nekara perunggu banyak sekali ditemukan di daerah Nusantara. Di pulau Bima dan Sumbawa, nekara-nekara perunggu memakai pola hiasan berupa orang-orang yang sedang menari dengan memakai hiasan bulu burung dan terdapat hiasan perahu. Hiasan perahu tersebut diduga merupakan perahu jenazah yang membawa arwah orang yang telah meninggal. Di Pulau Alor banyak nekara berukuran lebih kecil dan ramping dari pada yang ditemukan di tempat-tempat lain. Nekara yang ditemukan di Alor diberi nama Moko. Menurut penelitian dikatakan bahwa moko itu dibuat di Gresik dan kemudian di bawa oleh orang-orang Bugis ke daerahnya. Di bawa ke Nusa Tenggara sebagai barang dagangan.


e. Patung-patung perunggu

Bentuk patung perunggu bermacam-macam bentuknya. Ada yang berbentuk orang atau hewan. Patung yang berbentuk orang menggambarkan orang yang sedang menari, orang yang sedang berdiri, sedang naik kuda dan ada yang memegang panah. Patung perunggu ini tenyata banyak juga ditemukan di Indonesia. Arcaraca yang berbentuk orang atau hewan telah ditemukan di daerah Bangkinan (propinsi Riau), Lumajang (Jawa Timur), Bogor (Jawa Barat), dan Palembang (Sumatera Selatan) Jenis patung ada dua, yakni patung orang dan patung binatang, berupa kerbau. Patung orang atau boneka perunggu ini ditemukan di Bangkinang daerah provinsi Riau daratan. Sedangkan yang berbentuk hewan ditemukan di Limbangan daerah Bogor.


f. Gelang dan cincin perunggu

Gelang perunggu dan cincin perunggu pada umumnya tanpa hiasan. Tetapi ada juga yang dihias dengan pola geometrik atau pola binatang. Bentukbentuk hiasa yang kecil mungkin dipergunakan sebagai alat tukar atau benda puasaka. Ada juga mata cincin yang bernetuk seekor kambing jantan yang ditemukan di Kedu (Jawa Tengah). Bandul (mata) kalung yang berbentuk kepala orang ditemukan di Bogor. Ada pula kelintingan perunggu berukuran kecil yang berbentuk kerucut, silinder-silinder kecil dari perunggu, yang tiap ujung silinder ada yang berbentuk kepala kuda, burung, kijang. Kelintingan perunggu banyak ditemukan di Malang (Jawa Timur). Di samping perhiasan dari perunggu juga ada yang berbentuk belati, ujung tombak, ditemukan di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, serta Flores.


g. Benda-benda perunggu lainnya

Benda-benda yang terbuat dari perunggu mempunyai nilai seni yang tinggi seperti yang ditemukan berupa jelang kaki atau benggel, gelang, antinganting, kalung, dan cincin. Di samping itu, seni menuang patung sudah ada dengan ditemukannya patung-patung, juga memiliki nilai ekonomi dengan ditemukannya cincin dengan lubang kecil yang diperkirakan sebagai alat tukar. Untuk menetapkan benda-benda yang terbuat dari perunggu diperlukan suatu teknologi.  Dengan menempa logam untuk dijadikan sebuah benda yang didinginkan terlebih dahulu harus melebur bijih menjadi lempengan logam, sedangkan proses peleburan diperlukan panas dengan suhu yang tinggi. Kesemuanya meliputi jenis:
1. Ujung tombak ditemukan di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
2. Pisau belati, ditemukan di Jawa Timur dan Flores.
3. Mata pancing ditemukan di Gilimanuk di Bali.
4. Ikat pinggang berpola hias geometris ditemukan di Prajekan di Jawa Timur.
5. Penutup lengan ditemukan di Bangkinang dan Bali.
6. Bandul kalung berbentuk manusia ditemukan di Bogor.
7. Silinder-silinder kecil bagian dari kalung ditemukan di Malang.
8. Kelintingan kecil berbentuk kerucut, ditemukan di Bali.


i. Manik-manik

Manik-manik sebagai hasil hiasan sesungguhnya sudah lama di kenal masyarakat Indonesia. Manik-manik di Indonesia memegang peranan penting. Manik-manik digunakan sebagai bekal kubur, benda pusaka, juga dipergunakan sebagai alat tukar. Manik-manik ditemukan hampir di setiap penggalian, terutama di daerah-daerah penemuan kubur prasejarah seperti Pasemah, Jawa Barat, Gunung Kidul (Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Besuki (Jawa Timur), dan Gilimanuk (Bali).

Manik-manik di Indonesia yang pernah ditemukan bermacam-macam bentuk dan ukurannya. Ukuran yang biasa adalah bulat, silinder, bulat panjang, lonjong telor, persegi enam, dan sebagainya. Warna-warna yang umum pada manik-manik tersebut adalah biru, merah. Kuning, hujau atau merupakan kombinasi dari warna-warna itu. Beberapa manik-manik yang berwarna hitam ditemukan di Sangir, yang terbuat dari batu andesit.


j. Benda-benda besi

Berbeda dengan penemuan benda-benda perunggu, maka penemuan benda-benda besi terbatas jumlahnya. Benda-benda besi di gunakan sebagai bekal kubur, misalnya yang ditemukan di kubur-kubur prasejarah di Wonosari (Jawa Tengah) dan Besuki (Jawa Timur).Jenis-jenis alat besi dapat digolongkan sebagai prkakas kerja sehari-hari dan sebagai senjata. Sebagian temuan hanya berupa fragmen-fragmen yang sukar ditentukan macam bendanya dan sebagian lagi memperlihatkan bentuk-bentuk yang belum jelas fungsinya. Alat-alat besi yang banyak
ditemukan berbentuk:

1. Mata kapak atau sejenis beliung yang dikaitkan secara melintang pada tangkai kayu. Alat ini banyak ditemukan di daerah Gunung Kidul (Jawa Tengah). Alat yang temukan tersebut diperkirakan dipergunakan untuk menatah batu padas.
2. Mata pisau dalam berbagai ukuran
3. Mata sabit dalam bentuk melingkar
4. Mata tembilang atau tajak
5. Mata alat penyiang rumput
6. Mata pedang, yang antara lain ditemukan dalam kubur peti di
7. Gunung Kidul
8. Mata tombak
9. Tongkat dengan ujungnya berbentuk kepala orang
10. Gelang-gelang besi ditemukan antara lain di daerah Banyumas dan Punung (Pacitan Jawa Tengah)

0 komentar:

Post a Comment