December 20, 2012

Versi materi oleh Eni A dan Tri H


Di atas kamu sudah membahas wilayah formal dan wilayah fungsional. Tentu kamu mampu membedakan keduanya dengan mudah. Pada subbab ini kamu akan membahas perwilayahan formal dan perwilayahan fungsional. Apakah perbedaan antara wilayah dan perwilayahan? Serta, apakah yang dimaksud perwilayahan? Secara sederhana, wilayah menunjukkan bendanya, sedang perwilayahan menunjukkan prosesnya. Perwilayahan merupakan proses penentuan suatu wilayah dengan menarik batas berdasarkan variabel atau criteria tertentu baik secara kuantitas maupun kualitas. Penentuan bisa menggunakan satu variabel (kriteria sederhana), misalnya unsure pendapatan per kapita penduduk, atau menggunakan banyak variable (kriteria kompleks).

Dalam pembangunan wilayah atau yang berkaitan dengan pengembangan wilayah diperlukan suatu perencanaan yang matang, sehingga terdapat kesesuaian antara wilayah dengan pemanfaatannya. Misalnya, jumlah sarana transportasi bus kota perlu ditambah untuk melayani penduduk yang semakin padat akibat angka pertumbuhan penduduk dan jumlah penduduk yang masuk lebih tinggi. Salah satu metode yang digunakan adalah metode nilai bobot indeks.



1. Perwilayahan Formal

Penentuan suatu wilayah menjadi perwilayahan formal dapat dilakukan dengan metode nilai bobot indeks. Perwilayahan formal bertujuan untuk mengetahui bagian-bagian wilayah yang bersifat seragam atau homogen sesuai dengan variabel atau kriteria yang digunakan.

Berdasarkan beberapa variabel atau kriteria maka penarikan batas wilayah dapat dilakukan dengan metode nilai bobot indeks. Misalnya, variabel yang digunakan untuk menentukan wilayah homogen secara sosial ekonomi adalah pendapatan per kapita dan tingkat pertumbuhan penduduk. Contoh penentuan nilai bobot indeks kedua variabel tersebut di tujuh wilayah kota X dilakukan sebagai berikut.

Tabel 7.1 Pendapatan per Kapita dan Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kota X




Nilai indeks setiap wilayah dihitung dengan ketentuan sebagai berikut. Pendapatan per kapita:




Tabel 7.2 Nilai Bobot Indeks Wilayah A–G




Perwilayahan A–G kota X berdasarkan tabel 7.2 dapat dibedakan menjadi tiga wilayah homogen menurut kondisi sosial ekonomi (standar deviasi = 0,5), yaitu:
Wilayah I <2,9 (E).
Wilayah II 2,9–3,9 (B, C, F).
Wilayah III > 3,9 (A, D, G).




2. Perwilayahan Fungsional

Perwilayahan fungsional ditentukan dengan adanya hubungan dari titik-titik pertumbuhan pada unit-unit wilayah dengan titik pusat pertumbuhan. Jadi, perwilayahan fungsional lebih menitikberatkan adanya arus hubungan dengan titik pusat.

Penentuan perwilayahan fungsional umumnya menggunakan dua pendekatan analisis, yaitu analisis aliran barang/orang dan analisis gravitasi. Analisis aliran barang/orang menitikberatkan pada sesuatu yang dilakukan orang, sedang analisis gravitasi menitikberatkan pada suatu kemungkinan yang akan dilakukan orang menurut pengamatan.

Analisis aliran barang/orang memandang wilayah fungsional berdasarkan pada arah dan intensitas aliran barang/orang antara titik pusat dan wilayah sekitarnya. Jangkauan pengaruh titik pusat terhadap wilayah sekitar sampai pada titik minimum arus aliran. Dengan demikian, pengaruh aliran barang/orang berlangsung intensif di wilayah terdekat dengan titik pusat dan kurang intensif di wilayah yang jauh dari titik pusat.

Beberapa jenis aliran barang/orang dapat disebutkan sebagai berikut.
a. Bidang informasi : surat kabar, tabloid, surat, telepon, dan telegram.
b. Bidang sosial : arus sumbangan dan kemanusiaan, pasien berobat, serta siswa sekolah.
c. Bidang ekonomi : arus penumpang angkutan bus, barang kebutuhan pokok, barang ekspor, dan orang yang pergi bekerja.
d. Bidang politik : arus pengungsi dan mencari suaka politik, serta arus pembelanjaan negara.

Pendekatan analisis aliran barang/orang dapat dilakukan secara sederhana dengan teori grafik. Contoh analisis aliran barang/orang adalah arus angkutan penumpang yang menggunakan jalur bus umum di kota Y. Jalur bus angkutan umum yang ada menunjukkan terjadinya hubungan sosial ekonomi antarwilayah. Contoh matriks jalur bus antarwilayah di kota Y dapat kamu lihat sebagai berikut.

Tabel 7.3 Contoh Matriks Metode Jalur Bus Umum Antarwilayah Kota Y





Coba kamu simak matriks di atas. Manakah wilayah yang paling banyak dilayani oleh angkutan bus umum? Dengan mudah tentu kamu menyebut wilayah W. Wilayah W dilayani angkutan bus umum dari berbagai wilayah dan jumlah bus yang melayaninya paling banyak. Agar lebih jelas, kamu dapat menyimak jaringan hubungan fungsional jalur angkutan bus umum yang melayani wilayah T, U, V, W, X, Y, dan Z di kota Y pada gambar 7.3.

Dari gambar 7.3 menunjukkan bahwa titik W merupakan pusat jaringan jalur angkutan bus umum dalam suatu perwilayahan fungsional kota Y. Perwilayahan fungsional biasanya merupakan wilayah luas dengan unitunit yang lebih kecil yang secara fungsional saling terkait. Wilayah ini dapat diamati pada suatu kota, misalnya Jakarta. Wilayah Kota Jakarta dihubungkan oleh jalan lingkar bagian dalam (inner ring road) dan jalan lingkar bagian luar (outer ring road). Coba kamu simak gambar 7.4. Tampak daerah pinggiran Kota Jakarta dihubungkan oleh jalan lingkar luar.

0 komentar:

Post a Comment