March 27, 2013


Versi materi oleh Ismawanto


Investasi sering disebut juga penanaman modal atau pembentukan modal. Investasi juga dapat disebut sebagai kegiatan untuk membuka usaha dan menggunakan uang untuk membeli barang barang modal. Dengan demikian, investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi guna menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.

Besar kecilnya permintaan investasi tergantung pada tingkat bunga yang berlaku, semakin tinggi tingkat bunga, maka semakin kecil permintaan investasi. Jadi hubungan antara tingkat bunga dengan tingkat investasi adalah berbanding terbalik. Untuk lebih jelasnya, perhatikan kurva permintaan investasi pada


Gambar 6.5.





Kurva permintaan investasi perekonomian diperoleh dengan cara menjumlahkan investasi seluruh perusahaan pada masingmasing tingkat bunga. Pada tingkat bunga yang lebih rendah, semakin banyak proyek investasi menguntungkan bagi masingmasing perusahaan, sehingga total belanja investasi dalam perekonomian meningkat.

Dari kurva permintaan investasi di samping dapat dijelaskan jika tingkat bunga naik menjadi 10 persen, belanja investasi menurun menjadi $0,5 triliun. Dan jika tingkat bunga turun menjadi 6 persen, investasi naik menjadi $0,7 triliun. Sepanjang kurva permintaan investasi yang diasumsikan konstan adalah ekspektasi usaha tentang perekonomian. Jika perusahaan semakin optimis tentang prospek adanya keuntungan, maka permintaan investasi naik, dan kurvanya bergeser ke kanan.

Kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan nasional dinamakan fungsi investasi. Fungsi atau kurva investasi digambarkan sejajar dengan sumbu datar atau horizontal, yang juga disebut sebagai investasi otonom. Artinya besar kecilnya pembentukan modal tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya pendapatan nasional.

Besar kecilnya pengeluaran investasi perusahaan ditentukan oleh faktor-faktor berikut ini.
1. Tingkat keuntungan yang akan diperoleh dari investasi.
2. Tingkat bunga yang berlaku.
3. Prediksi atau ramalan keadaan ekonomi di masa depan.
4. Kemajuan teknologi suatu negara .
5. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya
6. Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.

Dalam analisis penghitungan pendapatan nasional suatu negara, keseimbangan perekonomian negara pada perekonomian dua sektor dapat dirumuskan sebagai berikut.





Keadaan keseimbangan tersebut menunjukkan syarat keseimbangan dalam perekonomian dua sektor, yaitu pendapatan (Y) sama dengan pengeluaran konsumsi rumah tangga (C) ditambah dengan pengeluaran investasi perusahaan ( I ) atau besarnya kebocoran (S) sama dengan besarnya suntikan (I). Dengan adanya investasi, maka grafik keseimbangan pendapatan dalam perekonomian dua sektor bergeser dari besarnya Break Even Point atau Break Even Income ( Y = C ) menjadi Y = C + I.

Contoh:
Pada suatu perekonomian negara “Z” diketahui fungsi konsumsi C = 200 miliar + 0,75 Y, sedangkan besarnya pengeluaran investasi perusahaan (I) sebesar Rp300 miliar.
Tentukan:
1. besarnya pendapatan nasional keseimbangan,
2. besarnya konsumsi keseimbangan,
3. besarnya tabungan keseimbangan,
4. gambar grafik fungsi konsumsi, tabungan, dan investasi dalam keadaan keseimbangan.








0 komentar:

Post a Comment