December 17, 2013

Versi materi oleh D Endarto


Kedatangan sekutu di indonesia dan konflik antara indonesia dengan belanda. Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, membawa akibat bahwa Jepang mendapat tugas dari Sekutu agar mempertahankan keadaan di Indonesia seperti pada saat penyerahannya. Hal itu menandakan bahwa Sekutu tidak menghendaki adanya perubahan di Indonesia. Padahal di Indonesia sudah terjadi perubahan yaitu bangsa Indonesia sudah memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.




Pada tangal 8 September 1945 datanglah misi Sekutu pertama di bawah pimpinan Mayor A.G. Greenbalgh. Mereka dikirim oleh South East Asia Command (SEAC) yang berkedudukan di Singapura. Tugas misi ini adalah mempelajari situasi dan memberi laporan sehubungan akan mendaratnya pasukan Sekutu di kemudian hari.

Pada tanggal 16 September 1945 misi Sekutu dipimpin oleh Laksamana Muda W.R. Patterson mendarat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Pendaratan Sekutu ini diboncengi oleh Netherland Indies Civil Administration (NICA). Pada tanggal 27 September 1945 pasukan khusus Sekutu yang tergabung dalam Allied Forces Netherland East Indies (AFNEI) di bawah pimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christison mendarat di Jakarta.

Adapun tugas AFNEI di Indonesia adalah:
1. menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang
2. membebaskan tawanan perang dan interminan Sekutu
3. melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk kemudian dipulangkan
4. menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan kepada pemerintahan sipil
5. menghimpun keterangan dan menuntut penjahat perang.

Pada tanggal 4 Januari 1946 ibu kota Republik Indonesia pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Tujuan pemindahan tersebut adalah untuk menjaga kelangsungan dan keselamatan pemerintahan Republik Indonesia. Pada mulanya rakyat Indonesia menerima dengan baik pendaratan tentara Sekutu tersebut, tetapi pasukan Sekutu menyalahgunakan sikap baik Indonesia. Bahkan Sekutu bersikap memusuhi pemerintah dan rakyat Indonesia, sehingga timbullah konflik antara Indonesia dan Belanda.



Adapun faktor-faktor yang menyebabkan konflik antara Indonesia dan Belanda adalah sebagai berikut.

1. Hasil perundingan Linggajati, Belanda yang hanya memasukkan Sumatra, Jawa, dan Madura sebagai wilayah Republik Indonesia, sehingga beberapa wilayah mengadakan perlawanan.

2. Belanda terus berusaha memecah belah bangsa Indonesia dengan mendirikan negaranegara boneka sebagai negara bagian dari RIS.

3. Belanda mengajukan tuntutan-tuntutan, antara lain:
a. pembentukan pemerintah federal sementara yang akan berkuasa di seluruh Indonesia sampai terbentuk RIS
b. pembentukan pasukan keamanan bersama yang juga akan masuk daerah republik.

4. Adanya Agresi Militer Belanda I dan II.

0 komentar:

Post a Comment