June 8, 2014

Versi materi oleh D Endarto


Bentuk - bentuk Muka Bumi di Daratan - Dari hasil tenaga endogen dan tenaga eksogen kita dapatkan bentuk-bentuk muka bumi berupa daratan seperti berikut.



  • Pegunungan


Karena adanya pertumbukan dua lempeng litosfer maka akan terjadi suatu proses pelipatan kulit bumi. Hal ini terbentuk karena kerak samudra menekan dengan arah mendatar, sehingga pada kerak benua di beberapa wilayah terbentuk suatu pegunungan lipatan. Jadi dapat kita pastikan bahwa pada setiap zona tumbukan dua lempeng jalurjalur pegunungan yang memanjang.

Contoh jalur-jalur pegunungan yang melewati kawasan Indonesia adalah sebagai berikut.

a) Pegunungan Sirkum Mediterian
Pegungan Sirkum Mediterian yang memanjang mulai dari pegunungan atlas (Afrika Utara) yang bersambung dengan Pegunungan Alpen (Eropa Selatan) dan Pegunungan Himalaya (Asia). Akhir jalur pegunungan tersebut berbelok ke selatan dan berangkai dengan pegunungan lipatan di wilayah Indonesia. Pada kawasan Kepulauan Indonesia,  rangkaian jalur Pegunungan Sirkum Mediterian terbagai menjadi:
(1) Busur dalam
Busur dalam merupakan rangkaian pegunungan yang bersifatr vulkanis, artinya selain merupakan rangkaian pegunungan lipatan juga merupakan kawasan kegunungapian. Busur dalam membentang sepanjang Bukit Barisan (Sumatra) rangkaian pegunungan vulkanis di Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Sumatra, Pulau Flores, Pulau Alor, Pulau Solor, Pulau Wetar, Kepulauan Banda, dan terakhir berhenti di Pulau Saparua.
(2) Busur luar
Busur luar merupakan suatu rangkaian pegunungan nonvulkanis, namun hanyalah sebuah deretan pegunungan lipatan. Busur luar kenampakannya ada yang berada permukaan laut dan ada yang di bawah permukaan laut. Busur luar ini berawal dari Pulau Simule, Pulau Nias, Kepulauan Mentawai, Pulau Enggano, tenggelam sepanjang bagian selatan Pulau Jawa, muncul kembalai di Pulau Sawu, Pulau Roti, Pulau Timor, Pulau Babar, Kepulauan Kai, Pulau Seram, dan terakhir berhenti di Pulau Buru.

b) Jalur Pegunungan Lipatan Busur Australia (Busur Irian)
Deretan pegunungan ini diawali dari Pegunungan Alpen Australia lalu melewati Papua lewat ekor Papua (Papua New Guinea) dan melewati kawasan utara Pantai Papua dan terkahir berhenti di Pulau Halmahera serta kawasan pulau-pulau kecil di sekitar Pulau Halmahera.

c) Pegunungan Sirkum Pasifik
Deretan pegunungan ini bermula dari Pegunungan Andes (Benua Amerika Selatan) lalu menyambung dengan Pegunungan Rocky (Benua Amerika Utara), kemudian berbelok arah ke Kepulauan Jepang dan menyambung dengan pegunungan-pegunungan di Kepulauan Filipina. Kemudian memasuki kawasan Indonesia jalur Pegunungan Sirkum Pasifik ini bercabang dua.
(1) Cabang I, berawal dasri Pulau Luzon (Filipina Utara) menyambung dengan Pulau Pahlawan (utara Kaliamntan) dan Kepulauan Sulu.
(2) Cabang II, berawal dari Pulau Luzon (Filipina Utara) menyambung ke Pulau Samar lalu ke Pulau Mindanau (Filipina Selatan) terus ke Kepulauan Sangihe dan terakhir di Pulau Sulawesi.



  • Gunung


Gunung adalah suatu jenis bentuk muka bumi yang terdiri dari lereng dan puncak. Jika kelerengannya kurang dari 45O dinamakan gunung dengan kelerengan landai, jika lebih dari 45O dinamakan gunung dengan kelerengan curam, dan jika kelerengan 90O dinamakan tegak.


Dilihat dari aktivitas vulkanisnya (tingkat intensitasnya) gunung dapat dibedakan menjadi tiga jenis.

a) Gunung aktif, yaitu suatu gunungapi yang masih aktif melakukan kegiatan vulaknisme hingga sekarang. Dicirikan dengan adanya asap pada bagian kawah, adanya gempa tektonik di sekitar kawasan gunungapi tersebut, dan adannya letusan-letusan (erupsi) secara berkala maupun periodik. Contoh: Gunung Merapi, Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Anak Krakatau, Gunung Tengger, dan Gunung Gamalama.

b) Gunung istirahat, yaitu gunungapi yang sudah tidak menunjukkan aktivitas vulkanisme namun masih berpotensi untuk bangkit kembali untuk melakukan aktivitas vulkanismenya. Contoh: Gunung Kelud, Gunung Ungaran, Gunung Merbabu, dan Gunung Ciremai.

c) Gunung mati, yaitu gunungapi yang sejak tahun 1600 sudah tidak menunjukkan tandatand aktivitas vulkanismenya lagi. Contoh: Gunung Patuha, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, dan Gunung Maria.

Dalam membahas tentang rangkaian gunungapi yang ada di Indonesia dapat dikategorikan menjadi lima kelompok.
a) Kumpulan Sunda, adalah kelompok gunungapi yang berawal di kawasan Sumatra, Jawa, Bali, Sumba, dan Alor.
b) Kumpulan Banda, adalah kelompok gunungapi di dasar laut yang berasal dari pemekaran dasar samudra, terletak di kawasan Laut Banda dan pulau kecil lainnya.
c) Kumpulan Halmahera, terdapat di kawasan Pulau Halmahera, berpusat di kawasan tengah yaitu antara daerah Tobelo dan Makian. Contoh: Gunung Tidore dan Gunung Maitara.
d) Kumpulan Bothain, terdapat di sebelah selatan Sulawesi, merupakan kompleks gunungapi yang sudah tua jumlahnya banyak tetapi sudah tidak aktif lagi.
e) Kumpulan MInahasa dan Sangihe, adalah kelompo gunungapi yang aktif di Indonesia. Contoh: Gunung Lokon dan Gunung Soputan.

Di Indonesia terdapat 400 gunungapi tetapi yang masih aktif hanya sekitar 80 buah saja. Namun banyak pula gunungapi yang sudah dianggap mati, tetapi tiba-tiba menunjukkan aktivitas vulkanisnya lagi. 

Tercatat letusan-letusan dahsyat di gunungapi di Indonesia.
(1) Gunung Krakatau meletus tahun 1883
(2) Gunung Merapi meletus tahun 2005 (1930 terhebat)
(3) Gunung Kelud meletus tahun 1919
(4) Gunung Galunggung meletus tahun 1982
(5) Gunung Tambora meletus tahun 1815
(6) Gunung Agung meletus tahun 1962



  • Dataran


Berdasarkan ketinggiannya,dataran dibedakan seperti berikut.

a) Dataran rendah
Dataran rendah adalah daerah yang rendah dan landai. Pada umumnya ketinggian daerah tersebut kurang dari 100 meter di atas permukaan laut. Dataran rendah dapat berbentuk rata atau bergelombang lemah. Adapun jenis-jenis dataran rendah dari hasil endapan adalah dataran alluvial, dataran banjir, dan dataran delta.

b) Dataran tinggi
Dataran tinggi adalah suatu daerah yang mempunyai ketinggian sama lebih tinggi dari daerah sekitarnya dan terbentuk dari lapisan-lapisan batuan yang horizontal (disebut juga plateau). Dalam pengertian geomorfologi (ilmu tentang bentuk muka bumi atau bentuk landscape), plateau adalah suatu daerah yang mempunyai ketinggian sama sebagai akibat adanya pengangkatan dan struktur batuannya horizontal dan berlapis-lapis. Contoh dataran tinggi adalah Dataran Tinggi (Plateau) Wonosari (DIY), Plateau Jampang (Jawa Barat), Plateau Bandung, Plateau Dieng (Jawa Tengah), Plateau Sentral (Perancis), Plateau Australia Barat, Plateau Dekan, Plateau Gayo, Plateau Toba, Plateau Ranah, Plateau Alas dan Plateau Malang.

c) Lembah
Lembah merupakan ledokan atau basin (daerah rendah) yang terletak di antara dua pegunungan atau dua gunung. Lembah di daerah pegunungan lipatan disebut lembah sinklinal. Lembah di pegunungan patahan disebut graben atau slenk, dan lembah di daerah yang bergunung-gunung disebut lembah antarpegunungan. Jika lembah itu cekung seperti mangkuk, disebut basin. Jadi, lembah adalah daerah yang mempunyai kedudukan lebih rendah jika dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Contohnya Lembah Serayu, Lembah Sindoro Sumbing, Lembah Sianok, dan Basin Wonosari.

d) Cekungan
Cekungan adalah bentuk muka bumi yang membentuk ledokan (seperti mangkok). Bagian yang rendah pada suatu cekungan disebut dasar cekungan, yang dikelilingi oleh bagian pegunungan yang miring. Skala cekungan dari beberapa km hingga puluhan kilometer.

e) Lipatan (Fold)
Lipatan adalah suatu kenampakan yang diakibatkan oleh tekanan horizontal dan tekanan vertikal pada kulit bumi yang plastik. Lipatan terjadi karena adanya tenaga endeogen yang bekerja pada satu garis dalam lapisan sedimen dengan tekanan tangensial (arah horizontal). Akibat tekanan tangensial terjadi pelengkungan pada lapisan sedimen.

Pada awalnya, tekanan in menyebabkan terbentuknya lipatan simetri/tegak. Lapisan yang melengkung mungkin membentuk lipatan yang besar, punggung lipatan atau antiklinal dan lembah lipatan atau sinklinal. Lembah sinklinal yang sangat luas disebut geosinklinal. Daerah ladang minyak bumi di Indonesia umumnya terletak pada daerah geosinklinal yang oleh J.H.F.Umgrove disebut idiogeosinklinal.

Beberapa tipe lipatan.
(1) Lipatan tegak/simetri (Symmetrical folds), yaitu suatu lipatan yang bidang sumbunya mempunyai jarak yang sama terhadap kedua sayapnya atau lipatan yang bidang sumbunya dapat membagi lipatan tersebut menjadi dua bagian yang sama.
(2) Lipatan miring (Asymmetrical folds), terjadi karena arah tenaga horizontal tidak sama atau tenaga radial lebih kecil daripada tenaga tangensial.
(3) Lipatan reban (overturned folds), yaitu lipatan reban ini terjadi karena arah tenaga horizontal yang berasal dari satu arah atau dominan dari satu arah saja.
(4) Lipatan kelopak, adalah lipatan yang mempunyai bidang aksial rebah dan horizontal.
(5) Lipatan isoklinal, adalah lipatan yang terjadi secara intensif, di mana dalam jarak yang sangat dekat terdapat banyak sekali antiklin.

f) Patahan (Fault)
Patahan adalah kulit bumi yang patah atau retak karena adanya pengaruh tenaga horizontal dan atau tenaga vertikal pada kulit bumi yang tidak plastis. Daerah retakan seringkali mempunyai bagian-bagian yang terangkat atau tenggelam. Jadi, berubah dari keadaan semula, kadang bergeser pula dengan arah mendatar, bahkan mungkin setelah terjadi retakan bagian-bagiannya tetap di tempat.

Tenaga endogen yang bekerja pada kulit bumi secara horizontal dan vertikal dapat menyebabkan lapisan kulit bumi menjadi retak atau patah. Bidang tempat retak atau patahnya kulit bumi itu disebut bidang patahan. Bidang patahan yang telah mengalami pergeseran disebut fault atau sesar.

Pergeseran di daerah patahan mungkin vertikal, mungkin mendatar, mungkin pula miring, bergantung kepada arah tenaga penyebabnya. Penyebabnya dapat berupa tarikan, artinya dua tenaga yang saling menjauh, mungkin juga berupa tekanan.

Beberapa jenis sesar, antara lain adalah sebagai berikut.
(1) Sesar mendatar, yaitu sesar yang tegak lurus dengan pergeseran horizontal walaupun ada sedikit gerak vertikal.
(2) Sesar naik dan sesar turun. Apabila gejala pensesaran yang atap sesarnya bergeser relative turun terhadap alas sesar disebut sesar turun/ sesar normal/sesar biasa. Gejala pensesaran yang atap sesarnya seakan-akan bergerak ke atas (vertikal) disebut sesar naik/reverse faults atau thrust. Jika jarak pergeseran itu sangat kecil sehingga seakan-akan belum terjadi patahan, akan terbentuk sebuah kedik yang disebut fleksur.


sesar dekstral dan sesar sinistral


(3) Graben dan horst, yaitu sebuah jalur batuan yang terletak di antara dua bidang sesar yang hampir sejajar dan panjang. Bagian yang meninggal atau muncul terhadap daerah sekitarnya disebut horst/pematang/lurah sesar/sembul.


graben dan horst stadium dewasa


Di Indonesia terdapat juga gejala horst dan graben, misalnya di Semangko (Sumatra) dan Piyungan (Yogyakarta). Lembah Rhein adalah contoh graben yang terkenal di Eropa Barat, sedangkan Vogezen dan Schwarzwald merupakan horstnya. Graben di Afrika Timur dikenal dengan nama Graben Afrika Timur. Lembah Jordan dan Laut Mati juga merupakan graben, sedangkan Dataran Tinggi Judea dan Trans Jordania sebagai horstnya.
(4) Pegunungan patahan (Block Montain) Block Mountain timbul akibat dari tenaga endogen berbentuk retakan-retakan di suatu daerah, ada yang naik, ada yang turun, dan ada pula yang bergerak miring sehingga terjadilah satu komplek pegunungan patahan yang terdiri atas balok-balok litosfer yang disebut dengan block mountain.


block mountain atau pegunungan patahan


(5) Sesar tangga (Step Faulting)
Seperangkat gejala sesar turun dengan arah lemparan yang sama disebut step faulting. Step faulting ialah sesar bentuk tangga. Sebuah pegunungan yang mengandung banyak patahan disebut kompleks pegunungan patahan.


macam patahan sesar tangga


0 komentar:

Post a Comment